Senin, 20 Agustus 2012

bertobatlah sebelum jadi d0S4 !!


Saya kadang salut sama mereka yang mengetik entah itu sms atau status di jejaring sosial dengan huruf BESAR-kecil-BESAR-kecil dengan selipan 4n9k4 sebagai pengganti huruf(kita menyebut mereka 4L4Y).  Mengetik dengan model seperti itu butuh keahlian dan kesabaran, menurut saya. Dulu saya pikir, ini hanya akan berlaku di dunia per-sms-an, tapi seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi..,model”BESAR-kecil-BESAR-kecil” ini pun merambah jejaring social.
Nah, akhir-akhir ini di pikiran saya sering muncul pertanyaan “setelah ini, apalagi??”. Mengingat dan menimbang kaum 4L4Y ini kebanyakan masih remaja dan usia sekolah, jika mereka tidak segera resign dari dunia 4L4Y (sebenarnya saya ingin menyebutnya tobat, tapi saya sadar 4LAY bukan dosa) saya tidak sedikit tersenyum membayangkan bagaimana mereka sepuluh atau lima tahun yang akan datang.
Di tahun-tahun akan datang, mereka akan lulus kuliah dan jadi pencari kerja. Pikiran saya tidak terlalu jauh memikirkan bagaimana mereka akan bekerja nantinya. Saya hanya kepikiran bagaimana mereka saat membuat surat lamaran kerja. Mungkin surat lamaran kerjanya akan jadi seperti ini:


KEp4d4 Yth
K3p4L4 b49i4N P3R5On4Li4
PT 54RiTa M394H
JLn cEr1T4 No 8
M4K4s54R

D3n94N H0rMADddh,
S3TlaH m3m6Ac4 iKL4n b4p4K p4d4 H4R14n M3Nt4r1 h4r1 1Nii uNtUK j4baT4n 5t4f K3u4n94n, 5Ay4 m3N94JuK4n Dir1 uNtuK m3n91si p0s15i tEr5eButThh.

5Ay4 t3L4h m3nYeL3s4Ik4N Pr09R4m S1 4kUnT4n5i Di Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar, d4N 6eRk3y4Kin4N m3mPuNy4i k3m4MpU4N y4n9 d1P3rLuK4N uNtuK PeK3rJa4N t3r5eBuDddh. S4Ya bErU5i4 Du4 pULuHh eNAm t4hUn d4N p3Rn4h 6Ek3rJ4 p4D4 pERu5aHa4N 4sURAn5i.

5e64Gai bAh4N PeRtiMBaN94n 5AY4 t3LaH m3L4MpiRKaN d4FtaR R1WaY4t h1DuP, s4LiNaN k3tErAn9aN bErKeL4Ku4n 6aiK d4Ri kEp0Li5iaN, iJaZ4h t3r4KHir sErTa fOt0 5Ay4 y4N9 tErBaRu.

S4Ya sAnGaDdd m3n4nt1KaN KE5eMp4taN uNtuK w4W4nCaRa, di mAn4 5Ay4 b1sA mEnJ3L4Sk4n sELuRuH p0tEnSi d4n k3mAmPU4n d1Ri 5aYa kEp4Da 6Ap4K.

            H0rMaDd sAy4,


S4rT1 t1N99i T4Nd1P4yUk, 5E

Nah, itu bagi yang melamar kerja. Masih ada hal lain yang sering muncul di pikiran saya. Saya boleh menyebutnya kekhawatiran, kekhawatiran kalau ada di antara kaum 4L4Y ini yang bercita-cita jadi guru, dan cita-cita mulianya ini terwujud. Mungkin saja kan, saat mengajarkan pengenalan huruf abjadnya akan jadi seperti ini:

                4, 6, c, D, 3, F, dst…

Setelah pengenalan huruf, pelajaran pun lanjutlah ke pelajaran membaca. Mungkin saja murid-muridnya akan  diajarkan untuk membaca tulisan seperti ini:

                4ni p3r9i Ke 5Ek0L4h

Yang menambah kekhawatiran saya adalah, saya memperkirakan ini akan terjadi 5-10 tahun yang akan datang. 5-10 tahun lagi, mungkin saya akan menikah, punya anak, dan tentu saja anak saya akan mulai sekolah. Saya tidak tahu harus bagaimana nantinya, kalau saja di sekolah anak saya belajar membaca dengan cara 4L4Y, meskipun saya yakin(sekali lagi) 4L4Y bukanlah d0S4.


Sabtu, 18 Agustus 2012

jidat saya korbannya


Dan masih soal lagu. Dan saya masih yakin kalau lagu itu adalah cerita yang diberi nada. Karena lagu adalah cerita, kita yang mendengarnya pun jadi mengerti “jalan cerita” lagunya. Tapi kadang-kadang, ada juga lirik lagu yang bahkan sampai berkali-kali mendengarnya saya tidak juga paham ceritanya. Tiap mendengarnya, setidaknya jidat saya berkerut, bertanya apa maksud lagu itu?? Kenapa lagunya harus seperti itu? Ini dia, beberapa tersangka di balik berkerutnya  jidat saya :

Hijau Daun –suara (kuberharap)

Disini aku masih sendiri
Merenungi hari-hari sepi
Aku  tanpamu
Masih tanpamu

Bila esok hari datang lagi
Ku coba untuk hadapi semua ini
Meski tanpamu meski tanpamu

Bila aku dapat bintang yang berpijar
Mentari yang tenang bersamaku disini
Ku dapat tertawa menangis merenung
Di tempat ini aku bertahan

Reff:
Suara dengarkanlah aku
Apa kabarnya pujaan hatiku
Aku di sini menunggunya
Masih berharap di dalam hatinya


Kalau ku masih tetap disini
Ku lewati semua yang terjadi
Aku menunggumu Aku menunggu

Perhatikan reff lagu ini. Saya bingung, yang dimaksud “Suara” di lirik ini apa? Apakah “ Suara” ini makhluk hidup, sampai ia diminta mendengar oleh si empunya lagu? Apakah  “Suara” ini manusia jg, teman atau mungkin kerabat dari pujaan hati si empunya lagu sampai-sampai si empunya lagu nanya kabar pujaan hatinya sama si “Suara”? Tapi kalau si “Suara” ini hanya teman atau keluarga, kok yang ngarang lagu ini repot-repot bikin lagu buat buat si “Suara”..,jadi judul pula??BINGUNG.
Dan saya masih mau lanjut bingung di lagu selanjutnya. Ini dia liriknya:

Ungu-Para PencariMu
menjalani hitam putih hidupku
membuatku mengerti, membuat ku mengerti
arti hadirmu dalam setiap langkah2 ku berarti

melewati setiap detik waktuku bersama takdirmu
membuatku mengerti hanyalah padamu
kukembali...

ku bersujud kepadamu memohon ampunanmu
adakah jalan untukku tuk kembali padamu

Reff:
akulah para pencarimu ya Allah
akulah yang merindukanmu ya robi
tunjukanku jalan yang lurus
tuk tetapkan langkahku

akulah para pencarimu ya Allah
akulah yang merindukanmu ya robi
hanya di tanganmu ya allah
tempat kupasrahkan hidupku

Akulah para pencari-“| Lirik lagu ini terdengar janggal di kuping saya. Saya jadi ingat pelajaran bahasa Indonesia. “Aku” kan tunggal, “para” itu jamak. Kenapa “aku” diikuti begitu sj oleh “para”. Mungkin tidak akan terdengar janggal kalau kalimatnya seperti ini”Akulah salah satu pencari-“, dan yang pasti saya mengerti kalau kalimatnya seperti ini (karena saya memang maunya liriknya seperti ini).

Kita kenalan dengan tersangka selanjutnya:

        Wali-cari jodoh
Apa salahku, apa salah ibuku
 Hidupku dirundung pilu
Tak ada yang mau dan menginginkan aku
Tuk jadi pengobat pilu
Tuk jadi penawar rindu
Tuk jadi kekasih hatiku
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Timur ke Barat, Selatan ke Utara
Tak juga aku berjumpa
Dari musim duren hingga musim rambutan
Tak kunjung aku dapatkan

Tak jua aku temukan
Oh Tuhan inikah cobaan
Reff:
Ibu-ibu bapak-bapak
Siapa yang punya anak bilang aku
Aku yang tengah malu
Sama teman-temanku
Karna cuma diriku yang tak laku-laku
Pengumuman-pengumuman
Siapa yang mau bantu
Tolong aku kasihani aku
Tolong carikan diriku kekasih hatiku
Siapa yang mau

“Dari musim duren hingga musim rambutan” |Sepanjang karir saya sebagai pengamat tukang buah, setahu dan sepenglihatan saya, duren dan rambutan itu musimnya berbarengan. Soalnya, dua buah itu menjamurnya(bukan jamur,ya..!!saya masih bahas duren & rambutan) di waktu yang bersamaan. Buktinya, di pinggir-pinggir jalan, dekat-dekat penjual rambutan kemungkinan besar ada juga yang jual duren, ada yang jual dua-duanya malah. Kalau musimnya bersamaan begini, kata “dari” di kalimat “Dari musim duren hingga musim rambutan” maksudnya apa?? Iya sih, “dari” itu menandakan ada rentang waktu/jarak antara musim duren dengan musim rambutan, tapi kalau ternyata musimnya bersamaan “dari” fungsinya apa coba ?? Atau mungkin, saya bingung karena karir saya sebagai pengamat tukang buah hanya di sekitar Makassar, yang memang musim duren dan musim rambutannya bersamaan. Mungkin saya akan berhenti bingung, jika kelak saya berkarir jadi pengamat tukang buah di lain pulau, di pulau yang musim duren dan musim rambutannya tidak bersamaan, di pulau tempat pengarang lagu ini mungkin saja pernah jadi pengamat tukang buah juga.

Jumat, 17 Agustus 2012

me vs vokalis

LAGU. Ada kalanya sikap kita biasa aja sewaktu mendengar sebuah lagu. Tapi ada kalanya, kita tersenyum atau bahkan sedih karena mendengarnya. Mungkin karena lagu itu seolah berbicara, dan kita memahaminya sampai kita pun tersenyum atau cemberut(tergantung lagunya membicarakan apa). Mungkin juga karena “lagu yang seolah berbicara” inilah yang membuat saya juga seolah ingin berantem waktu mendengar lagu Ada Band-Izinkan, beberapa waktu lalu. Liriknya seperti ini:
Memang dunia kita berbeda
Di sekitar juga tak mengizinkan
Caci maki yang kau terima
Ku tak dapat membendung semuanya
Cinta kita harus berakhir
Terlambat diriku kenal dirimu
Aku sudah ada yang punya
Hentikan sedihmu, lupakan diriku
Izinkanku berikan peluk terakhir
Izinkanku berikan senyum terakhir
Jangan engkau menangis tersedu lagi
Kenanglah semua di lubuk hatimu

Ada beberapa bagian lirik di lagu ini yang sepertinya mengundang niat berantem saya. Akan saya tunjukkan, sekalian dengan lirik tandingannya.
Memang dunia kita berbeda
  • Kita masih di planet yang sama, kan?? aku belum ke Mars !!!
Cinta kita harus berakhir
Terlambat diriku kenal dirimu
Aku sudah ada yang punya
  • Yaaa, gak usah pake alasan itu, ini hanya soal pilihan !!
Hentikan sedihmu, lupakan diriku
  • Kalau saja melupakanmu semudah engkau “memintanya”, aku tak perlu bodoh sejauh dan sesedih ini (sedikit puitis…,kalem)
Izinkanku berikan peluk terakhir
Izinkanku berikan senyum terakhir
  • Gak usah..,gak usah..(galaknya kumat)
Jangan engkau menangis tersedu lagi
  • Siapa juga yang nangis..!!
Kenanglah semua di lubuk hatimu
  • Sempit klo mesti simpan dalam hati..,nih aku buang aja !!!

Kira-kira seperti itulah kalau saya bikin lirik tandingan. Anggap saja lagi berantem sama vokalisnya yang tinggi itu.

saya dengar lagu itu dari radio

Sejak beberapa tahun lalu, sewaktu masih kuliah saya jadi begitu suka mendengarkan radio.
“Dengar radio” jadi rutinitas saya, menyertai rutinitas yang lain. Bangun pagi, sebelum berangkat kuliah, sehabis pulang kuliah, sambil kerja tugas(yang ini kadang-kadang, dulu mahasiswa malas soalnya), dan sebelum tidur. Saya tidak hanya mendengar, saya bahkan jadi pendengar yang aktif. Saya ikut request lagu juga. Request lagu favorit, nyamperin (say hi) teman di udara, dan tentu saja nyamperin penyiarnya (berlaku hanya jika sang penyiar suaranya bagus dan lucu).
Tapi belakangan saya baru sadar klo “perihal dengar radio” itu kadang mirip dengan “perihal jatuh cinta”
Alasan saya begini:
  • Dengar lagu karena kita sudah request lagunya. Kita suka lagunya, request, trus lagunya diputar deh buat kita. Jatuh cintapun begitu. Kita jatuh cinta, dan gayung pun bersambut.
  • Kadang kita mendengar lagu yang kita suka dari radio, tapi lagu itu diputar bukan buat kita, tapi tidak ada hukum yang melarang kita untuk ikut mendengarnya dan menikmatinya dari jauh. Seperti cinta, kan?? Kita sering jatuh cinta sama orang yang ternyata ditakdirkan bukan buat kita. Bersyukurlah karena “jatuh cinta” tidak punya aturan tertulis, jadi kita tetap bisa jatuh cinta kepada orang yang sudah jelas bukan buat kita, mengamatinya hanya dari kejauhan, dan mungkin saja secara diam-diam
  • Kadang juga, kita mendengar lagu yang sebelumnya kita request juga, tapi ternyata sudah ada yang lebih dulu request lagu itu. Kita terlambat saudara-saudara, tapi tetap saja kita bisa mendengar lagu itu. Cinta juga kadang terlambat, kan?
  • Tidak suka lagunya, tapi tetap dengar , soalnya malas ganti channel. (klo yang ini gak usah dijelaskan, nikmati saja lagunya!!)

    Tersenyum tengah malam karena ingat “dulu saya sering dengar lagu dari radio”

Kamis, 16 Agustus 2012

tekun berdoa / memaksa Tuhan ???

Semua orang pasti pernah berdoa. Ada yang terkabul, ada yang tidak terkabul, tapi ada juga yang harus menunggu lama sampai akhirnya doanya dikabulkan. Nah, pikiran saya tergelitik karena hal yg ketiga.
Benar jika doa itu butuh usaha yang keras, dan mungkin jg waktu yang lama agar ia bisa terkabul. Tuhan ingin melihat kesungguhan kita, dan mungkin juga Ia ingin menguji kesabaran kita, atau bahkan Tuhan ingin menguji iman kita.
Tapi, saya kadang merasa..,jika doanya itu-itu terus, dalam waktu yang lama pula…,tidakkah kita merasa sedang berusaha memaksa Tuhan ??? Pikiran saya “mungkin saja dari awal keinginan kita tidak sejalan dengan kehendak Tuhan, tapi karena kita terus saja meminta (mungkin saja merengek) maka Tuhan pun iba, dan Ia mengabulkan doa kita”.
Mungkin saja Tuhan sudah bosan, mendengar kalimat doa yang itu-itu saja, Tuhan jenuh dengan sikap merengek kita, makanya Ia mengabulkan keinginan kita.
Sama halnya jika kita menginginkan sesuatu dari seseorang, maka kita akan mendekati orang itu, memintanya, atau bahkan merengek, dan yang lebih parah lagi “meminta dengan nada memaksa” agar ia memenuhi keinginan kita.
Tapi apa mungkin Tuhan begitu kerasnya hingga Ia pun harus membuat kita menunggu lama untuk mengabulkan doa kita?? Ataukah kita yang demikian ngototnya, sampai Tuhan pun terpaksa mengabulkan doa kita??.
Tapi, siapa “kita” berani dan bisa memaksa Tuhan???Ataukah Tuhan demikian Pengasihnya hingga Ia-pun akan luluh saat kita mulai merengek?? Tapi apa iya, Tuhan suka melihat kita merengek??
Ataukah kita harus menunggu lama karena di dunia ini banyak manusia yang sedang antri “doanya terkabul”??
Yah..,sekarang ini Tuhan sedang mengabulkannya satu per satu. Mungkin doaku di antrian belakang.
“Melintas begitu saja, saat keberanian berdoa tak lagi ada. Takut Tuhan bosan.”

Teman Sebangku

Beberapa hari yang lalu, facebook mempertemukan saya   dengan teman itu pernah sebangku saat di kelas empat dan lima SD. Sejak lulus SD ...