Kamis, 28 November 2013

Andai.....

Tiba-tiba jadi kepikiran nulis ini karena ikut arus pemberitaan dokter-dokter yg pada demo sebagai bentuk protes atas (katanya) kriminalisasi profesi mereka. Pasti semua udah pada tahu beritanya seperti apa dan saya tidak akan jauh membahas kasusnya secara saya bukan dokter, dan bukan pula pakar hukum. Toh, tanpa pemberitaan kasus seperti ini "dokter" tetap saja jadi hal yang menarik. 

Yapp..., kita hidup di tengah masyarakat yang begitu mengagungkan profesi dokter. "Dokter adalah profesi paling keren", begitu pendapat kebanyakan orang. Orang tua akan bangga jika anaknya bisa jadi dokter,  lajang cewek ataupun cowok mengharapkan dapat pasangan yang menyandang predikat dokter. Anak-anak di bangku sekolah yang jika ditanya soal cita-citanya akan menjawab "dokter", meskipun pada akhirnya hanya beberapa yang bertahan dengan cita-cita itu karena hanya murid-murid dengan kecerdasan di atas rata-ratalah yang bisa mewujudkannya. Dan yang lebih membuat saya takjub dengan daya tarik profesi ini adalah curahan hati seorang ibu di salah satu klinik di mana saya juga jadi pasien. Ibu itu menginginkan anaknya berjodoh dengan dokter, karena katanya orang yang bisa kuliah di fakultas kedokteran adalah orang hebat, dan beliau tentu saja ingin punya menantu yang hebat. Ah..., ternyata harus jadi dokter untuk jadi menantu yang paling diinginkan mertua. Mendapati kenyataan seperti ini, bukan tidak mungkin suatu saat kita akan mendengar pasangan yang tidak memperoleh restu orang tua karena alasan "bukan dokter" (ngaco).

Melihat "dunia" yang begitu mengistimewakan dokter, saya jadi berpikir "seandainya menciptakan agama baru adalah hal yang mudah, akan ada yang membuat agama kedokteran"(ngaco, kan saya ??). Agama baru dengan (tentu saja) dokter sebagai dewanya. Akan banyak yang menganut agama ini : orang tua yang mengharapkan anaknya jadi dokter, para lajang yang berharap berjodoh dengan dokter, anak-anak yang bercita-cita jadi dokter dan tentu saja ibu yang ingin bermenantu dokter seperti yang saya ceritakan di atas.
 Seandainya "agama baru" ini benar-benar ada, saya tetap akan bertahan dengan "keyakinan" saya, karena dokter yang keren dan paling menarik (menurut saya) adanya di drama Korea, di dunia nyata "dokter" itu belajar "bisnis". Jadi saya tidak perlu mengkhawatirkan soal ormas yang akan protes dengan pernikahan kami kelak, toh kami bukan pasangan berbeda keyakinan..., masih sealiran..., sama-sama anak EKONOMI.
Tulisan ngaco yang kesekian, toh sesekali makhluk-makhluk ngaco diperlukan untuk memperjelas perbedaan antara "yang hebat dengan yang tidak"

Teman Sebangku

Beberapa hari yang lalu, facebook mempertemukan saya   dengan teman itu pernah sebangku saat di kelas empat dan lima SD. Sejak lulus SD ...