Senin, 06 Juli 2015

Generasi Optimis

Tahun 2015 ini adalah tahun dimana saya memasuki usia(setidaknya) 29 tahun. Umur yg mungkin lebih daripada matang untuk hal-hal besar kehidupan, seperti menikah dan mapan secara finansial.Sayangnya, saya jauh dari dua hal itu. Dan mungkin saya tidak sendiri. Di luar sana, mungkin ada beberapa yg senasib dengan saya, umur (sebut saja) tua tapi(kata orang) belum apa-apa. Dan kemungkinan berikutnya lagi, saya dan mereka sama optimisnya soal masa depan kami yg akan lebih cerah daripada keadaan sekarang.

Sebutlah kami generasi optimis.

Bahwa kami optimis, kelak di masa depan kami akan hidup berkecukupan meskipun di umur setua ini kami masih bekerja untuk gaji yg cuma lebih beberapa ribu rupian dari upah minimum yg ditetapkan oleh pemerintah. Kami hanya belum kaya saja. Kami optimis
Kami optimis, bahwa di masa depan kami akan hidup di rumah sendiri yg nyaman, meskipun di umur setua ini kami masih hidup nyaman di bawah atap rumah orang tua, bahkan ada di antara kami yg harus hidup di kamar kost yg luasnya tidak seberapa. Kami optimis.
Kami optimis, kelak kami akan punya harta yg melimpah, meskipun sekarang harta kami hanyalah smartphone yg mulai ketinggalan jaman. Sekali lagi, kami optimis.

Kami memang optimis.

Bahwa kami optimis, meskipun dengan tampang yg biasa saja kami akan mendapatkan jodoh yg baik. Bagaimana tidak, baca berita "Elly Sugigi dapat pacar" saja kami jadi ikut berbunga-bunga dan penuh harapan. Meskipun kadang nyali kami ciut mengingat Mbak Elly yang tajir..., tapi bukannya kami hanya belum kaya, kan? Kami kembali optimis. #mbakEllyAdalahHarapan
Kami optimis, kelak kami akan dapat pasangan yg penyayang yg tentu saja menyayangi kami tanpa harus menenteng tas kami (seandainya di fb ada group "Cewek-cewek anti ditentengin tasnya sama cowok" salah satu dari kamilah pembuatnya).
Kami optimis, bahwa kelak kami akan dipertemukan dengan pasangan yg pengertian meskipun tidak harus selalu ada buat kami setiap saat. Kami masih setuju dengan pendapat "lelaki yg selalu ada buat pasangannya adalah pengangguran yg baik". (lagi-lagi) Kami optimis.

Kami optimis. Masih optimis. Selalu optimis, karena kami memang generasi optimis.
Salam optimis !!!

Tidak ada komentar:

Teman Sebangku

Beberapa hari yang lalu, facebook mempertemukan saya   dengan teman itu pernah sebangku saat di kelas empat dan lima SD. Sejak lulus SD ...