Seorang pemuda duduk di
sudut belakang angkot merokok lalu menghembuskan asapnya ke wajah seorang
mahasiswi berseragam putih biru yang duduk di depannya. Pemuda itu melakukannya
dengan senyum, sambil menatap lekat wajah yang memang cantik itu. Si mahasiswi
diam saja, raut mukanya cemberut. Ia melirik dengan sudut matanya dan pipinya
mengembang. Sepertinya ia menahan kemarahan tapi tak bisa berbuat apa-apa. Ia
hanya menutup hidung sambil mengarahkan pandangan bukan ke lelaki yang sedang menggodanya dengan asap
rokok itu.
Pemandangan seperti di
atas baru pertama kali saya lihat. Jika hanya ‘merokok di angkot pada saat penumpang
lebih dari 4 orang’ tanpa adegan tambahan menghembuskan asapnya ke penumpang
lain, saya sudah terbiasa. Pengguna angkot yang lain pun, saya rasa sering juga
melihat kejadian seperti ini. Laki-laki, duduk di belakang, penumpang lebih
dari 4 orang, tapi dengan santainya merokok tanpa peduli dengan penumpang lain
yang sudah tutup hidung. Masih mau protes kalau ada yang bilang laki-laki tidak
peka?
Saya bukan manusia anti rokok, saya mengiyakan pendapat
populer yang mengatakan bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan, tapi saya juga
mengiyakan ketika ada yang berkata seperti ini “Saya merokok sejak SMA, usia
16-an, berarti sekarang sudah 20 tahun, dan alhamdulillah masih sehat. Saya
juga banyak kenal dokter dan tenaga medis yang perokok berat dan mereka
baik-baik saja. Penyakit-penyakit yang banyak dituduhkan muncul karena rokok
saya rasa tidak terlalu tepat. Bukankah polusi udara dari pabrik dan kendaraan
jauh lebih banyak dan berbahaya dibanding asap rokok?”. Tidak percaya? Coba
kenalan dengan @lelakibugis!
Karena bukan anti
rokok, dan mengiyakan kedua pendapat di
atas, saya jadi merasa biasa saja ketika harus berbagi oksigen dengan orang yang sedang merokok, tapi tidak
ketika di ruangan sekecil dan sesempit angkot. Berada di angkot yang sama
dengan orang yang sedang merokok sunggguh tidak nyaman. Menghirup asap rokok di
atas angkot sangat ampuh mengundang mual. Mual campur jengkel lebih tepatnya.
Dan saya tidak sendiri.
“Bukan lagi
keterlaluan, tapi egois dan tidak peka sekali, tentu sangat mengganggu, apalagi
di pete-pete yang penumpangnya sudah padat, anak kecil/balita dipangku
kiri-kanan, sirkulasi udara yang kurang baik, dan ditambah cuaca panas di siang
hari, dimana mi perasaan ta sama
hati nurani ta kasian?” keluh Sarwendah, seorang teman atas
perilaku merokok di atas angkot ini.
Masih banyak orang lain
dengan keluhan serupa. Ibu-ibu jangan ditanya lagi. Ada yang tanpa sadar mengumpat
ketika ditanya pendapatnya tentang orang yang merokok di angkot . Bahkan ketika
mendapati seseorang merokok di atas angkot yang sama, terkadang ada ibu-ibu yang lebih berani.
Mereka tidak segan menyuruh si perokok mematikan rokoknya. Tidak pernah
sekalipun saya melihat orang yang merokok di angkot ini, berani menolak
perintah ibu-ibu. Pernah seorang teman saya yang perokok bercerita kalau ia
tidak pernah merokok di angkot, bukan karena peduli dengan kenyamanan penumpang lain, tapi ia justru takut diomeli
ibu-ibu cerewet.
Masalah ketidaknyamanan
di angkot karena asap rokok mungkin akan hilang jika selalu saja ada ibu-ibu
yang berani menyuruh orang mematikan rokoknya. Sayangnya tidak semua ibu-ibu
berani. Banyak juga yang memilih diam, lalu hanya bisa mengumpat dalam hati.
Menurut saya, harus ada
pihak lain di luar ibu-ibu pemberani yang turun tangan. Perusahaan rokok
mungkin bisa ikut bertanggung jawab. Mengingat ketidaknyamanan ini bersumber
dari asap rokok, mungkin sebaiknya perusahaan rokok mulai memikirkan cara agar rokok
yang mereka produksi menghasilkan asap yang sedikit lebih layak hirup dan tentu
saja tidak bikin mual.
Memproduksi rokok
dengan aroma asap yang lebih bersahabat sama pentingnya dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan selama ini, yang sayangnya dinilai
oleh kalangan tertentu tak lebih dari kedok promosi.
Asap rokok sebaiknya
berbau harum, tapi tidak juga bau yang
sejenis dengan bau parfum. Kadang parfum pun bikin mual. Lalu bagaimana jika
perusahaan rokok membuat rokok yang asapnya berbau sate. Ada yang mual karena
mencium bau sate?
6 komentar:
Mantap kakakcu...😀
mantap kakakcu (2)
paling minta ditraktir sate abis cium asap rokok :D
Minta ditraktir sate hbs baca komen
ikutan juga kalau ada yang traktir sate.. :D
Satenya bau rokok kak
Posting Komentar