Sejak beberapa tahun lalu, sewaktu masih kuliah saya jadi begitu suka mendengarkan radio.
“Dengar radio” jadi rutinitas saya, menyertai
rutinitas yang lain. Bangun pagi, sebelum berangkat kuliah, sehabis
pulang kuliah, sambil kerja tugas(yang ini kadang-kadang, dulu mahasiswa
malas soalnya), dan sebelum tidur. Saya tidak hanya mendengar, saya
bahkan jadi pendengar yang aktif. Saya ikut request lagu juga. Request
lagu favorit, nyamperin (say hi) teman di udara, dan tentu saja
nyamperin penyiarnya (berlaku hanya jika sang penyiar suaranya bagus dan
lucu).
Tapi belakangan saya baru sadar klo “perihal dengar radio” itu kadang mirip dengan “perihal jatuh cinta”
Alasan saya begini:
- Dengar lagu karena kita sudah request lagunya. Kita suka lagunya, request, trus lagunya diputar deh buat kita. Jatuh cintapun begitu. Kita jatuh cinta, dan gayung pun bersambut.
- Kadang kita mendengar lagu yang kita suka dari radio, tapi lagu itu diputar bukan buat kita, tapi tidak ada hukum yang melarang kita untuk ikut mendengarnya dan menikmatinya dari jauh. Seperti cinta, kan?? Kita sering jatuh cinta sama orang yang ternyata ditakdirkan bukan buat kita. Bersyukurlah karena “jatuh cinta” tidak punya aturan tertulis, jadi kita tetap bisa jatuh cinta kepada orang yang sudah jelas bukan buat kita, mengamatinya hanya dari kejauhan, dan mungkin saja secara diam-diam
- Kadang juga, kita mendengar lagu yang sebelumnya kita request juga, tapi ternyata sudah ada yang lebih dulu request lagu itu. Kita terlambat saudara-saudara, tapi tetap saja kita bisa mendengar lagu itu. Cinta juga kadang terlambat, kan?
- Tidak suka lagunya, tapi tetap dengar , soalnya malas ganti channel. (klo yang ini gak usah dijelaskan, nikmati saja lagunya!!)Tersenyum tengah malam karena ingat “dulu saya sering dengar lagu dari radio”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar