Rabu, 14 Agustus 2013

#Cerita dari dalam kamar# (sebenarnya bukan) Rak TV

(Saya harap belum begitu terlambat untuk memulai cerita dari dalam kamar di hari keempat belas ini)




Saya membelinya 6 bulan lalu. Ini adalah rak buku yang saya buat tidak berdiri sebagaimana harusnya. Liat saja warna hitam di kedua sudut sisi kirinya. Warna hitam itu adalah kaki rak ini. Di tangan saya rak ini tidak berdiri, (anggaplah) ia rebahan. Saya sengaja membuat rak ini “rebah” agar posisi tv tidak terlalu menyulitkan mata dan leher  saya yg lebih suka nonton sambil tiduran di lantai.ss
Saya membeli rak ini memang untuk jadi tempat meletakkan tv yang bahkan belum saya beli waktu itu. Sejak berniat memiliki tv, saya memang membayangkan rak buku yg direbahkan seperti ini untuk menjadi raknya. Harga adalah pertimbangan utamanya. Jika rak tv yang sebenarnya harganya ratusan ribu, rak tv saya ini  tdk sampai seratus ribu. Jadi makin ekonomis karena untuk sampai di kamar kost saya, saya tidak perlu membayar ongkos angkut dari tokonya. Saya hanya bermodal mulut(dipaksa) manis di depan teman saya yg punya motor untuk mengantarnya. 
Seperti yg terlihat, rak ini selain menampung tv, juga menampung jam meja, buku-buku (MILANA keliatan gak sih ? ketiga dari bawah hehehe), dan “kristal eyang subur” (perihal kenapa disebut Kristal eyang subur, akan saya ceritakan di “cerita dari kamar” sy yg lainnya). Tapi saat jiwa sembrono saya kumat, rak ini akan jadi tempat persinggahan gunting kuku, jam tangan, colokan, obat nyamuk, dan barang-barang lain yg selalu jadi korban kesembronoan saya
 

Tidak ada komentar:

Teman Sebangku

Beberapa hari yang lalu, facebook mempertemukan saya   dengan teman itu pernah sebangku saat di kelas empat dan lima SD. Sejak lulus SD ...